Ketika mendengar kata literasi menulis, kebanyakan dari kita akan berpikir tentang rangkain tulisan yang panjang berupa paragraf-paragraf rapi. Namun literasi sendiri mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dan bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Literasi merupakan keterampilan penting dalam hidup. Sebagian besar proses Pendidikan bergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi. Budaya literasi yang tertanam dalam diri peserta didik mempengaruhi tingkat keberhasilannya, baik di sekolah maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Untuk tetap mengasah aspek kognitif para siswa, mereka tetap perlu belajar secara konvensional, termasuk menulis. Sekolah Penggerak melakukan program literasi yang bertujuan untuk bangkitkan minat siswa dengan cara yang menyenangkan. Guru mata pelajaran dan didampingi oleh kak Ida (selaku penulis dari Kompostifa Fakfak) memiliki keleluasaan untuk membantu meningkatkan minat menulis anak melalui aktivitas yang menyenangkan sehingga tidak membuat anak merasa terbebani

Dilihat dari minat siswa, maka guru dan pembimbing mengajak para siswa menuliskan tentang sebuah benda yang mereka sukai, hobi, maupun pengalaman mereka sendiri. Kemudian tulisan para siswa juga tidak dibatasi dengan aturan paragraf. Sehingga hasil akhir yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah sebuah karya tulis siswa berupa cerpen.

Dengan demikian, dalam memberikan serangkaian aktivitas menulis siswa, peran orang tua dan guru pendamping sangat perlu untuk terus menciptakan suasana belajar yang efektif. Langkah yang dasar dalam membimbing minat siswa, para pendamping dapat membantu siswa dalam mengimplementasikan kegiatan sederhana dengan aktif menulis di buku. Sehingga guru dan orang tua dapat membantu kualitas literasi siswa dalam peningkatan kompetensi.
No responses yet